Mengenal Penyakit Epilepsi Di Sekitar Kita

Penyakit epilepsi atau ayan sudah di kenal lama oleh masyarakat, tetapi pemahaman tentang penyakit ini masih rendah, karena masih banyak yang mengira bahwa penyakit ini menular. padahal penyakit epilepsi bukanlah penyakit menular, jadi penderitanya tidak perlu dikucilkan. Banyak orang yang memiliki pandangan epilepsi adalah penyakit kutukan, kena guna-guna, kerasukan roh, dapat menular melalui air liur yang dikeluarkan serta tidak boleh terkena air atau dekat api.
 
Namun semua anggapan itu tidaklah benar. Kondisi ini membuat penyandang epilepsi kadang dikucilkan dari lingkungan dan membuatnya merasa tertekan serta depresi. Padahal epilepsi dapat diobati dan dapat dikendalikan sehingga para penderitanya bisa hidup dengan normal.
 
Epilepsi merupakan penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tanpa alasan. Hal tersebut terjadi akibat lepasnya muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan. Jika terus menerus dapat merusak fungsi otak. Kata ‘epilepsi’ itu sendiri berasal dari bahasa Yunani (Epilepsia) yang berarti ‘serangan’. Jika di Indonesia, Epilepsi dikenal dengan ayan atau sawan.
 
Macam-macam Epilepsi Epilepsi terbagi atas dua kelompok besar, yang pertama, epilepsi primer, yaitu epilepsi yang disebabkan bukan karena gangguan otak tetapi hanya karena ketidakseimbangan zat kimiawi jaringan otak. Biasanya juga epilepsi primer disebut sebagai penyakit yang tidak diketahui penyebabnya. Kedua, epilepsi sekunder yaitu penyakit yang disebabkan oleh gangguan jaringan otak, biasanya penyebabnya diketahui. Biasanya juga terdapat beberapa riwayat kelahiran yang abnormal entah itu terjadi asfiksia dan lainnya. Ataupun terdapat riwayat trauma.
 
  Penyebab Spesifik Epilepsi Berikut ini penyebab spesifik epilepsi, yaitu:
 
• Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi, minum alkohol, atau mengalami cidera.
• Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan.
• Cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
• Tumor otak merupakan penyebab epilepsi yang tidak umum terutama pada anak-anak.
• Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak.
• Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak.
• Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (FKU), sclerosis tuberose dan neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.
  • Kecerendungan timbulnya epilepsi yang diturunkan. Hal ini disebabkan karena ambang rangsang serangan yang lebih rendah dari normal diturunkan pada anak. Gejala Terjadinya epilepsi Gejala terjadinya epilepsi, yaitu sebagai berikut:
 
  Kejang Parsial Simplek, yaitu kejang yang disebabkan gangguan otak di salah satu sisi otak yang hanya terbatas dibagian itu saja. Kejang yang terjadi tergantung bagian mana dari otak yang terkena. Jika bagian tangan, maka hanya tangan yang akan mengalami sensasi gerakan abnormal. Kejang Parsial Kompleks, yaitu hilangnya kontak penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit. Penderita menjadi goyah, menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara yang tak berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan menolak bantuan. Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti dengan penyembuhan total. Kejang Konvulsif, yaitu awalnya gangguan muatan listrik mengenai satu bagian otak kemudian menyebar ke seluruh bagian otak yang lain. Kejang Petit mal, yaitu pasien hanya menatap, kelopak matanya bergetar, otot wajahnya berkedut-kedut selama 10-30 detik. Penderita tidak berespon terhadap lingkungannya. Biasanya kejang jenis ini dialami pada masa kanak-kanak sebelum usia 5 tahun. Status Epileptikus, yaitu pasien mengalami kejang terus-menerus tanpa diselingi oleh pemulihan kesadaran atau fase kelelahan oleh pasien. Pasien mengalami kejang terus menerus, kontraksi otot yang kuat termasuk otot pernapasan sehingga biasanya menimbulkan gangguan pernapasan.
 
Mencegah Terjadinya Epilepsi Untuk mencegah penyakit epilepsi ini terjadi sebaiknya penderita epilepsi melakukan hal-hal dibawah ini:
• Menjaga kehidupan sehari-harinya, seperti badan dan pikiran, tidak memikirkan hal yang terlalu berat agar otak tidak terlalu stres, tidak mengkonsumsi alkohol, kopi atau teh yang pekat dan Tidak makan daging terlalu banyak. Penderita epilepsi sebaiknya memakan sayur-sayuran dan istirahat yang cukup dan usahakan untuk buang air besar secara teratur.
• Tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya, seperti memanjat pohon, atau mangga, menyebrang di jembatan yang sempit, berdiri di pinggir sungai, atau kolam, api, berenang, bersepeda, berjalan sendiri di jalan besar. Semua aktifitas tersebut dapat membahayakan penderita epilepsi, jika terjadi serangan bangkitan.
• Menelan 1-2 sendok teh garam dan menghirup bau bawang putih yang sudah ditumbuk halus.
  • Jika penderita sudah jatuh pingsan, baringkan terlentang badannya, dan longgarkan pakaiannya kemudian biarkan sampai ia tersadar kembali.
 
Pertolongan Pertama Pada Penderita Epilepsi Pertolongan pertama yang dapat kita lakukan jika mendapati penderita epilepsi yang sedang mengalami kejang.
 
  • Pindahkan barang-barang berbahaya di dekat penderita epilepsi. Jangan pindahkan penderita epilepsi kecuali berada dalam bahaya.
• Longgarkan kerah baju dan ikat pinggang agar mempermudah pernafasan.
  • Jangan memberi makanan dan minuman.
• Tidak perlu mengganjal mulut dengan apapun karena bisa merontokkan giginya.
• Jika penderita epilepsi mengeluarkan busa/banyak liur, miringkan kepala pada satu sisi.
  • Jangan menahan gerakan kejang, karena dapat mematahkan tulang.
  • Tunggu sampai kejang berhenti dan kesadaran kembali normal, karena umumnya penderita epilepsi bingung dan lupa kejadian yang baru saja dia alami.
• Jika penderita epilepsi sudah tersadar normal, berikan obat yang biasa digunakan oleh penderita epilepsi.
• Observasi kondisi kejang. Perhatikan keadaan kesadaran, warna wajah, posisi mata, pergerakan keempat anggota gerak, suhu tubuh, serta lama kejang.
 
Segera Cari Pertolongan Medis Jika:
 
  • Kejang berlangsung selama 2-3 menit
• Kejang yang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya
• Pasien terluka saat kejang Kuncinya adalah Jangan Panik saat melihat Penderita mengalami kejang dan segera berikan pertolongan pertama.
 
Posisi Pemulihan Setelah penderita epilepsi berhenti mengalmi kejang-kejang, lakukan posisi pemulihan dengan cara sebagai berikut:
 
• Berlututlah di sebelah pasien dan tekuk lengannya ke atas
  • Perlahan selipkan telapak tangannya yang satu lagi di samping pipinya dan tahan
• Dengan tangan Anda yang lain, tarik lututnya ke arah Anda dan gulingkan badannya perlahan. Lalu majukan lututnya hingga menyentuh lantai
• Tengadahkan kepalanya agar saluran napasnya tidak tersumbat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kec Cempaka Putih Tahun 2020

Gedung Baru Puskesmas Kec Cempaka Putih

Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kec Cempaka Putih Tahun 2018